Anatomica # 3 – Andre Gingras
Warga London mendapatkan kesempatan menyaksikan koreography Andre Gingras di Sadler’s Wells yang ditarikan oleh Rambert Dance Company.
Keseragaman manusia diawal koreography ini menampilkan gerak segar nan minimalis, repetitive dan percussive menghadirkan suatu misteri perilaku manusia. 18 penari memakai costume wanita dengan tas dan wig yg serupa bergerak dan melangkah mengikuti irama musik yang didesign oleh Joseph Hyde.
Awal yg memikat tidak berarti membuat 'content' karya tari ini bermutu. Gerak yang kemudian berkembang menjadi besar, liar dan aggressive mengisi panggung yang ditata dengan tumpukan matras di sudut kanan belakang panggung. Para penari melempar diri, melompat, ber’akrobatik’ ria dan menari dengan struktur gerak yang berpola seperti ‘class work’. Suguhan gerak yang terlalu ‘dihambur-hamburkan’ menciptakan suasana yang membosankan tanpa suatu ‘intention’ yang jelas. Variasi gerak menjadikan penampilan karya ini bak 'etalase gerak' yang cocok untuk penonton ber 'window shopping'. Menyentuh permukaan tanpa pendalaman makna, materi yang ada menjadi suatu ketersiaan belaka.
Penggalan beberapa gesture yang sempat mencuri perhatian, seperti membuka mata dan memperlihatkan bagian tubuh tertentu tidak dimanfaatkan dengan seksama oleh sang pencipta. Adegan ini berlalu begitu saja, malah terkesan menjadi tempelan yang dipaksakan untuk meredam hamburan gerak yang bombastis. Usaha memikat melalui kombinasi gerak tak berhasil sempurna karena ‘wasting movement without critical thinking’. It has become a ‘macdonaldization of movement’. More is less…..
Warga London mendapatkan kesempatan menyaksikan koreography Andre Gingras di Sadler’s Wells yang ditarikan oleh Rambert Dance Company.
Keseragaman manusia diawal koreography ini menampilkan gerak segar nan minimalis, repetitive dan percussive menghadirkan suatu misteri perilaku manusia. 18 penari memakai costume wanita dengan tas dan wig yg serupa bergerak dan melangkah mengikuti irama musik yang didesign oleh Joseph Hyde.
Awal yg memikat tidak berarti membuat 'content' karya tari ini bermutu. Gerak yang kemudian berkembang menjadi besar, liar dan aggressive mengisi panggung yang ditata dengan tumpukan matras di sudut kanan belakang panggung. Para penari melempar diri, melompat, ber’akrobatik’ ria dan menari dengan struktur gerak yang berpola seperti ‘class work’. Suguhan gerak yang terlalu ‘dihambur-hamburkan’ menciptakan suasana yang membosankan tanpa suatu ‘intention’ yang jelas. Variasi gerak menjadikan penampilan karya ini bak 'etalase gerak' yang cocok untuk penonton ber 'window shopping'. Menyentuh permukaan tanpa pendalaman makna, materi yang ada menjadi suatu ketersiaan belaka.
Penggalan beberapa gesture yang sempat mencuri perhatian, seperti membuka mata dan memperlihatkan bagian tubuh tertentu tidak dimanfaatkan dengan seksama oleh sang pencipta. Adegan ini berlalu begitu saja, malah terkesan menjadi tempelan yang dipaksakan untuk meredam hamburan gerak yang bombastis. Usaha memikat melalui kombinasi gerak tak berhasil sempurna karena ‘wasting movement without critical thinking’. It has become a ‘macdonaldization of movement’. More is less…..
London, 22 May 07
No comments:
Post a Comment